Total Tayangan Halaman

Senin, 22 Agustus 2011

Kehidupan Yang Menyerlah (Hasil 72 Jam)

Seperti dalam judul di atas yang saya beri kurung (Hasil 72 Jam)... Loohh.. sebenarnya bukan apa-apa, hanya saja berdasarkan 72 jam yang saya alami sebelum sekarang ternyata benar membuahkan energi positif bagi saya secara pribadi. Sejujurnya apa yang saya tulis ini sebagai laporan tugas pribadi, bukan tugas kuliah ataupun tugas kantor, hanya saja ini merupakan tugas dari seseorang yang sangat berharga dalam hidup saya dan menurut saya dia memang benar-benar spesial. Dia hendak mengingatkan saya bahwa apa yang saya pikirkan selama ini salah, dia benar-benar membuka cakrawala saya tentang bagaimana saya melihat duduk jelas pemikiran saya dan itu ampuh, cara mengingatkan yang brilian... I like it... Hm...

Okay, selanjutnya saya ingin berbagi apa yang telah saya dapatkan selama 72 jam yang lalu utamanya tentang pembentukan sebuah karakter, sebuah konsep tentang diri kita sendiri. Untuk membentuk konsep diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu kita harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi konsep diri. Kita harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:

1. Cita-cita Diri
2. Citra Diri
3. Harga Diri

Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan / keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap kita di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri kita bukanlah merupakan cita-cita pribadi kita. Tetapi karena itu sudah terjadi dan kita jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, kita tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang pegawai kantoran, tetapi karena orang tua kita sangat menginginkan punya anak seorang pegawai kantoran, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan kita sudah terarah untuk menjadi Pegawai Kantoran, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin kita ubah secara fisik. Kita pasti ya tetap menjadi seorang pegawai kantoran, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi kita, jadi jangan terlalu dipikirkan. Kehidupan kita sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan profesi awal kita. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi kita sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri kita yang kita yakini, yaitu Citra Diri.

Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini kita membangun sebuah gambaran tentang diri kita, yang menurut keyakinan kita benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi kita sendiri mengenai seperti apakah diri kita sebenarnya".

Seringkali keyakinan kita tentang diri kita itu salah; dan sesungguhnya itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Kita telah bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Kita bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan kita lakukan terhadap citra di dalam diri kita; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.

Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; kita harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super kita ini dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.

Satu hal yang harus kita miliki, itu adalah keyakinan. Semoga kita memilikinya, karena masalah keyakinan ini adalah mutlak timbul dari dalam diri kita masing-masing. Kita harus memiliki keyakinan yang cukup untuk melakukan perbaikan di dalam diri kita sendiri, agar manfaatnya bisa segera kita rasakan secara nyata dalam bentuk fisik.

Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Kita akan bertindak sesuai dengan karakter yang menurut pikiran kita adalah kita. Kita tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin kita melatih seluruh daya kemampuan kita. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.

Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.

Satu hal kebenaran mendasar yang perlu kita pahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.

Sesungguhnya kita bisa mengubah citra diri kita. Oleh karena pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.

Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan ketekunan kita sehingga segalanya akan berjalan lancar. Kalau kita menggunakan keyakinan secara positif, kita pasti bisa mengubah citra diri kita untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa kita perbaiki; itu adalah diri kita sendiri".

Saya ingat sebuah kalimat suci yang menyebutkan, bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, sampai manusia itu mau mengubah nasibnya sendiri". Sebuah nasehat dari Nabi, yang luar biasa sekali untuk kita resapkan ke dalam pikiran dan sanubari kita.

Pokok terpenting di sini adalah: "Kita memang harus ada keinginan dan kemauan sendiri untuk bisa berubah lebih baik". Orang lain, bahkan Tuhan pun tidak bisa menjadikan diri kita lebih baik, jika kita tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau berubah lebih baik.

Hal ke tiga yang mempengaruhi Konsep Diri adalah Harga Diri. Seberapa besar kita bisa memberikan penghargaan kepada diri kita sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga diri kita. Jika kita seringkali sangat tidak menghargai diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri. Maka orang lainpun bisa dipastikan tidak dapat menghargai kita sebagaimana mestinya. Citra Diri kita juga sangat kuat pengaruhnya terhadap Harga Diri kita. Oleh karena itu, langkah awal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga diri kita pasti ikut menjadi lebih baik lagi.

Keberhasilan kita dalam memperbaiki atau membentuk kembali Konsep Diri yang benar sesuai keinginan kita, sangat ditentukan oleh sikap kita pribadi. Karena sikap tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing kita menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam keseharian.

Sekarang saatnya bagi kita untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu dengan mengubah cara berpikir kita yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan cara-cara baru dalam memandang segala hal yang ada di sekeliling kita. Mengubah cara berpikir bukanlah dengan agama atau kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, memahami sepenuhnya siapa diri kita; termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli sepakat bahwa perbaikan keadaan mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat menjadi sehat.

Ingatlah nasehat bijak ini: "Kita pasti bisa, jika kita pikir kita bisa", kata Norman Vincent Peale, seorang pemikir terkemuka dunia. Dia meyakinkan kepada kita semua, bahwa kita pasti bisa melakukan keinginan kita; jika kita berpikir kita bisa melakukannya. Tetapi nasehat ini menurut saya masih kurang lengkap; jadi perlu saya tambahkan satu phrase kalimat yaitu: "... dan ada kemauan kuat dari dalam diri kita sendiri". Lebih lengkapnya saya tulis begini: "Kita pasti bisa, jika kita pikir kita bisa; dan ada kemauan kuat dari dalam diri kita sendiri". Itulah nasehat bagus, yang saya lengkapi agar bisa kita pahami maknanya dengan lebih jelas.

Dari kalimat nasehat di atas, jelas sekali saya tunjukkan kepada kita, bahwa untuk bisa berubah, disamping harus punya keinginan sendiri disertai kepercayaan pikirannya; seseorang juga harus punya kemauan sendiri yang kuat untuk berubah; bukan hanya berpikir bahwa dia bisa berubah. Saya pikir, jika tidak ada kemauan diri sendiri yang kuat, orang pasti akan sulit berubah ke arah lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posting

Link & Banner

Binus Hacker - Independent Hacking Community
Tips Kecantikan
CeritaKu-Blognya_Teman
SAHABATKU
yunizar.com
 MasTer Q | Cinta | Cerita Motivasi | Blog | Facebook |  Hikmah
Ilmu Blogger
free counters

Update Status FB